Friday 31 December 2010

call u, "ilalang"

skarang aku ada di belakang lappy ini dan menulis tentangmu. aku harap qm gak merasa keberatan dengan nama barumu dan semoga qm suka.

Ada cangkir berisi teh rasa lemon di depanku dgn gula yang gg di aduk. Kenapa gak diaduk? aku malas mengaduknya? Biarkan ia larut sendiri. Sama seperti cinta, kadang qt harus biarkan cinta itu larut.

kini ak telah larut ke dalam matamu yang (ak lupa jelasnya itu warna apa) dan bibirmu yang tertawa. aku begitu terbius dengan kata-kata dalam tulisan-tulisanmu, yang begitu indah. Apalagi ketika qm menggambarkan-- ah sudahlah.

Qm tau ak suka hujan, dan aku begitu tergila-gila denganmu-- qm begitu memesonaku. Qm buat aku jatuh cinta lagi terhadap kehidupan, rasa ini membuat aku begitu sembuh --sembuh total.

Hmmn..
aku mau mencinta. Dan qm, tetaplah di sana, tetaplah dengan keberadaanmu, tetaplah seperti sedia kala, seperti sebelum ak menemukanmu di balik rumput hijau.

Lalu, aku memanggilmu ilalang. Klo ditanya? Kenapa aku memanggilmu ilalang. Karena qm tumbuh liar diantara rumput hijau.

qm datang dengan liar lalu memesona. Begitu saja..

No comments:

Post a Comment