Seakan terasa berat bahkan hanya untuk sekedar berucap saja kita lupa.
Ketika misalnya sakit dtg bertubi-tubi, usaha bangkrut, tabungan habis, makan aja bingung, patah hati pula.. Masihkah mudah mengucap syukur?
Ada saat-saat dalam hidup, ketika kita terbata-bata menghitung berkat dan (mencoba) bersyukur, dada ini sakit sekali rasanya.
Tapi hidup akan terus berjalan. Bahkan ketika di depan kita tidak ada pilihan, bersyukur saja sudah menjadi pilihan.
Akan kucoba mengurai TERIMAKASIH pada semuanya atas hidup ini, yang mungkin hanya sebagian kecil saja.
Pertama sekali, untuk kesempatan 'menyentuh' udara bumi kurang-lebih 2O tahun 3bulan 3hari yang lalu. Terimakasih ya Allah :)
Untuk peluh keringat dan ketulusan hati merawat dan membesarkan aku tanpa mengeluh sedikitpun. Untuk kepangan rambut yang indah dan lipstik merah yang cantik tiap akhir pekan. Untuk sepatu hak tinggi yang kebesaran, Makasih Mama :)
Untuk gigi-gigi kecil yang dicabut dengan benang. Untuk kumpulan buku-buku pengetahuan. Untuk gendongan di pundak dan kecupan di dahi. Kisah-kisah tentang perjuangan. Untuk mimpi-mimpi dan harapan, Makasih ayah :)
Untuk pertengkaran konyol yang diakhiri dengan tawa. Untuk kenangan mandi hujan bersama. Untuk semua waktu yg kita lewati bersama, makasih kakak dan adikku :*
Untuk momen-momen berburu capung di tanah kosong. Kembang api dan lilin. Anak-anak tetangga teman tumbuh bersama. terimakasih :)
Untuk bekal-bekal yang dinikmati di tangga di lorong sekolah. Gadis oriental teman pertamaku di SD dulu, yang aku lupa namanya. Untuk sahabat2 terbaik semasa sekolahku dulu yang mau menangis bahagia tertawa bersama. Makasih, waktu itu terlalu berharga untuk kita lupa.
Untuk yang datang silih berganti, mengisi ruang kosong dihati. Untuk waktu-waktu yang terlewati dalam hidup bersama orang yg pernah kuanggap begitu penting. Banyak sekali. Sedih, senang. Jatuh hati, patah hati. Semangat, putus asa. hingga airmata, dan kebohongan terimakasih :)
Untuk seorang pengemis yg mengajarkan aku betapa pentingnya menjawab sebuah salam meski itu dr seorang pengemis. i'll always remember that.
Untuk sahabat, teman, dan kakak di dunia maya selama ini yang tulus mau terus nyupport, dengerin curhat tengah malam meski gtw siapa aku, bagaimana aku. makasih banyak :)
Untuk dunia baru tanpa batas dan sahabat-sahabat lain yang kutemukan di dalamnya. Twitter, Facebook, kamu, kamu, dan... Kamu TERIMAKASIH :)
Untuk teman seangkatan yg masih belum capek klo akunya minta nyontek pas ujian karena ga bisa jawab soal maksi banyak2, aku bukan apa2 tanpa kalian, hahah..
Untuk tanty, subhanallah :)
Untuk lelaki termanis tersayang tercinta terkasih
Terimakasih ya Allah, semuanya, aku bersyukur :)